komunikasi

Label:


A.    Konsep Dasar Komunikasi
Manusia hidup dalam suatu lingkungan yang menjadi wadah kehidupannya. Dalam menjalani hidupnya manusia membutuhkan bantuan orang lain. Untuk itu manusia melakukan komunikasi. Tiada kehidupan tanpa berkomunikasi, sebagai mahluk sosial, manusia akan selalu berkeinginan untuk berkomunikasi dengan yang lain, seperti bertukar pikiran, membagi pengalaman, mengirim dan menerima informasi. Beberapa keinginan tersebut dapat terpenuhi melalui kegiatan komunikasi.
1.      Pengertian Komunikasi
Berikut ini ada beberapa pengertian komunikasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
a.       Wilbur Schramm (1955)
“Communication as an act of establishing contact between a sender and receiver, with the help of massage; the sender and receiver some common experience which meaning to the message incode and sent by the sender; and receiver and decoded by the receiver”.
Komunikasi merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penrima, dengan bantuan pesan; pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang member arti pada pesan dan symbol yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.
b.      Raymond S. Ross (1974)
“Communication is a transactional process involving cognitive sorting, selecting, and sharing of symbol in such a way as to help another elicit from his own experiences a meaning or responses similar to thet intended by the source.”
Komunikasi ialah proses transaksional yang meliputi pemisahan, dan pemilahan bersama lambing secara kognitif, begitu rupa sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri arti atau respon yang sama dengan yang dimaksud oleh sumber.
c.       Edward Depari (1990)
Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambing tertentu, menganduing arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. (Suranto AW, 2005, hal 14).
Dari beberapa definisi pengertian komunikasi di atas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa komunikasi ialah suatu proses pengiriman pesan atau symbol-simbol yang mengandung arti dari seorang komunikator kepada komunikan dengan tujuan tertentu.(Suranto AW, 2005, 16)
2.      Komponen Komunikasi
Komponen-komponen pembentuk komunikasi adalah sebagai berikut :
a.       Komunikator atau pengirim pesan
Komunikator ialah individu atau orang yang mengirim pesan. Pesan tersebut diproses melalui pertimbangan dan perencanaan dalam pikiran, kemudian berlanjut pada proses penciptaan pesan dan selanjutnya dikirimkan kepada orang atau pihak lain melalui saluran tertentu.
b.      Pesan atau informasi
Pesan atau informasi, atau yang lebih dikenal sebagai gagasan, ide, maupun massage yang pada hakekatnya merupakan komponen yang menjadi isi komunikasi. Pesan adalah informasi yang diciptakan komunikator dan akan dikirmkan komunikan. Pesan dapat berupa pesan verbal maupun non-verbal. Pesan verbal adalah pesan yang berbntuk ungkapan kata atau kalimat baik lisan maupun tulisan. Sedangkan pesan non-verbal yaitu pesan isyarat, bisa berupa isyarat gerakan badan, ekspresi wajah, nada suara, dan sebagainya.
c.       Media atau saluran
Media adalah suatu sarana yang digunakan untukk menyampaikan pesan dari seorang komunikator kepada komunikan. Macam media, meliputi media cetak, audio, audio visual.
d.      Komunikan atau penerima pesan
Komunikan adalah pihak penerima pesan, sering dikenal dengan sebutan receiver, audience, atau sasaran. Tugas seorang komunikan tidak hanya menerima pesan, tetapi juga menganalisis, menafsirkan, sehingga dapat memahami makna pesan tersebut.
e.       Umpan balik atau feedback
Umpan balik atau feedback merupakan respon atau tanggapan dari seorang komunikan setelah mendapatkan pesan.
f.       Gangguan atau noise
Dalam proses komunikasi tidak selamanya berjalan lancer, tapi sering kali mengalami gangguan, baik yang bersifat teknis maupun semantic.
Dalam proses komunikasi tidak selalu keenam komponen di atas itu muncul sekaligus. Prasyarat minimal agar komunikasi dapat terlaksana, yakni sekurang-kurangnya mesti melibatkan tiga komponen, yaitu komunikator, pesan dan komunikan.
3.      Model-Model Komunikasi
Model adalah suatu gambara atau skema sederhana. Beberapa ahli merumuskan suatu model untuk menggambarkan proses komunikasi, berikut ini adalah model-model komunikasi menurut pandangan dari beberapa ahli.



a.       Model Lasswell
Harold D. Lasswell merumuskan model komunikasi bukan dalam bentuk gambar atau skema, melainkan berupa uraian verbal yang dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut :
            Who (siapa)
            Says what (mengatakan apa)
            In which channel (dengan saluran apa)
            To whom (kepada siapa)
            With what effect (dengan efek bagaimana).
To whom
 
In which channel
 
Says what message
 
Jika diubah ke dalam bentuk skema akan seperti berikut ini.
















b.      Model Shannon dan Weaver
Pada model ini C. Shannon dan W. Warren Weaver (1949) mengemukakan model komunikasi dalam bentuk skema sederhana, sebagai berikut.

 






c.       Model Middleton
John Middleton (1975) menyajikan model komunikasi dengan gambar yang sederhana, dengan melibatkan empat komponen yaitu, komunikator, pesan, komunikan dan umpan balik.





                                    Pesan





Oval: Sumber
Oval: Penerima





                                    Umpan balik

d.      Model DeFleur
DeFleur (1966) mengembangkan model Shannon dan Weaver dengan menegaskan bahwa noise atau hambatan dapat terjadi pada semua komponen komunikasi. (Suranto AW, 2005, 19)


Mass Medium Device
 












4.      Hakekat Komunikasi
Dari pengertian dan model komunikasi yang telah diuraikan, maka dapat dikemukakan hakekat makna dari suatu proses komunikasi.
a.       Komunikasi adalah suatu proses
Komunikasi dikatakan suatu proses, karena komunikasi adalah kegiatan dinamis yang berlangsung secara berkesinambungan.
b.      Komunikasi adalah system interaksi
Setiap komponen komunikasi memiliki tugas atau karakter yang berbeda, mulai dari komunikator, pesan sampai komunikan. Komponen-komponen tersebut saling mendukung sebuah proses transaksi yang dinamakan komunikasi.
c.       Komunikasi hendak meraih tujuan tertentu
Setiap proses komunikasi selalu terkait dengan adanya tujuan tertentu. Seseorang berkomunikasi, tentu saja mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.
5.      Bentuk Komunikasi
Bentuk komunikasi dapat diklasifikasikan menurut jumlah pihak yang terlibat dalam proses komunikasi, yaitu meliputi :
a.       Komunikasi Intrapersonal (Intrapersonal communication)
Yaitu proses komunikasi yang terjadi dalam diri sendiri. Misalnya proses berpikir untuk memecahkan masalah pribadi.
b.      Komunikasi Antarpersonal (Antarpersonal communication)
Yaitu komunikasi yang terjadi antara seseorang dengan orang lain, bias berlangsung secara tatap muka (face to face) maupun dengan bantuan media.
c.       Komunikasi Kelompok (Group communication)
Yaitu komunikasi yang berlangsung dalam suatu kelompok. Misalnya diskusi, seminar, sidang kelompok dan sebagainya.
d.      Komunikasi Massa (Mass communication)
Yaitu komunikasi yang melibatkan banyak orang. Beberapa ahli mengatakan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa. Contohnya kampanye politik.



6.      Sifat Komunikasi
Dilihat dari sifatnya, proses komunikasi dapat dibedakan menjadi :
a.       Komunikasi tatap muka (face to face communication)
Dalam hal ini pihak yang berkomunikasi saling bertemu dalam suatu tempat tertentu.
b.      Komunikasi bermedia (mediated communication)
Komunikasi dengan menggunakan bantuan media, seperti telepon, surat, radio, dan sebagainya.
c.       Komunikasi verbal
Dalam hal ini pesan yang disampaikan atau dikirimkan berupa pesan verbal atau dalam bentuk ungkapan kalimat, baik secara lisan maupun tulisan.
d.      Komunikasi non-verbal
Komunikasi ini bercirikan pesan yang disampaikan berupa pesan non-verbal atau bahasa isyarat, baik isyarat badaniah (gestural) maupun isyarat gambar (pictoral).
7.      Teknik Komunikasi
Ada beberapa teknik komunikasi, yaitu sebagai berikut :
a.       Komunikasi informative
Teknik komunikasi dengan menyampaikan pesan secara berulang-ulang untuk memberikan informasi kepada komunikan. Proses komunikasi ini satu arah, dari pihak komunikator kepada komunikan dalam rangka penyebaran informasi.
b.      Komunikasi persuasive
Komunikasi yang dilakukan dengan cara halus dan membujuk komunikan.
c.       Komunikasi instruksi/koersif
Teknik komunikasi ini dicirikan dengan pemberlakuan pemaksaan dan sanksi dari komunikator keapada komunikan.
d.      Hubungan manusiawi
Teknik komunikasi yang memperhatikan nilai-nilai etis untuk menciptakan suasana atau iklim komunikasi yang manusiawi.
8.      Tahap Komunikasi
Ada beberapa tahap komunikasi, yaitu sebagai berikut :
a.       Komunikasi satu tahap (one step flow communication)
Yaitu penyampaian ide, gagasan atau pesan langsung kepada komunikan yang dikehendaki.
b.      Komunikasi dua tahap (two step flow communication)
Yaitu komunikasi yang ide atau pesannya disampaikan komunikator dan diterima oleh para pemuka pendapat (opinion leader) kemudian disampaikan kepada komunikan berikutnya.
c.       Komunikasi banyak tahap (multi step flow communication)
Yaitu proses komunikasi yang diawali dari komunikator menyampaikan pesan yang diterima oleh pemuka pendapat, kemudian pemuka pendapat ini menyampaikan pesan yang sama kepada orang lain, dan terus menerus orang tersebut menyampaikan informasi kepada orang berikutnya secara berantai.
B.     Fungsi-fungsi Komunikasi
Berikut ini adalah empat fungsi komunikasi berdasarkan kerangka yang dikemukakan oleh William I. Gorden, yaitu sebagai berikut :
1.      Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhidar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain.


2.      Komunikasi Ekspresif
Komunikasi sosial erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal.
3.      Komunikasi Ritual
Komunikasi ini berkaitan erat dengan komunikasi ekspresif, yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacar berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai retes of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, pertunangan, siraman pernikahan dan sebagainya. Komunikasi ritual ini kadang-kadang bersifat mistik, dan mungkit sulit dipahami orng-orang di luar komunitas tersebut.
4.      Komunikasi Instrumental
Komunikasi ini mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mgubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga untuk menghibur. Ringkasnya, kesemua tujuan tersebut dapat memberitahukan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasive dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya akurat dan layak untuk diketahui. (Deddy Mulyana, 2005, hal 5)
C.     Prinsip-prinsip Komunikasi
Prinsip-prinsip komunikasi pada dasarnya merupakan penjabarn lebih jauh dari definisi atau hakikat komunikasi. Prinsip-prinsip komunikasi yang akan dijelaskan di sini ada dua belas, yaitu :


1.      Komunikasi adalah suatu proses simbolik
Manusia adalah satu-satunya hewan yang menggunakan lambang, dan itulah yang membedakan manusai dengan makhluk lainnya. Lambang atau symbol adlah sesauatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang.
2.      Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Kita boleh tidak berkomunikasi tapi tidak berarti bahwa semua perilaku adalah komunikasi. Komunikasi terjadi bila seseorang member makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri. Setiap perilaku mempunyai potensi untuk ditafsirkan. Misalnya tersenyum, ditafsirkan bahagia, cemberut ditafsirkan ngambek, bahkan ketika berdiam diri sekalipun banyak mengkomunikasikan banyak pesan.
3.      Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan
Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaiman acar mengatakannya yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu, dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan.
4.      Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkatan kesengajaan
Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesengajaan, dari komunikasi yang tidak disengaja sama sekali hingga komunikasi yang benar-benar direncanakan dan disadari. Kesengajaan bukan syarat untuk terjadinya komunikasi.
5.      Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik/ruang, waktu, sosial, dan psikologis.


6.      Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
Komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama. Artinya orang-rogang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaiman orang yang menerima pesan akan merespons. Prediksi ini tidak selalu disadari, dan sering berlangsung cepat.
7.      Komunikasi itu bersifat sistemik
Komunikasi juga menyangkut suatu system dari unsur-unsurnya. Setidaknya dua sistem dasar beroperasi dalam transaksi komunikasi itu, dua sistem tersebut adalah system internal dan system eksternal. (Sereno dan Bodaken, hlm. 10-12). System internal adalah seluruh system nilai yang dibawa oleh seorang individu ketika ia berpartisipasi dalam komunikasi, yang ia serap  selama sosialisasinya dalam berbagai lingkungan sosialnya. Sedangkan system eksteranal terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan di luar individu, termasuk kata-kata yang ia pilih untuk berbicara, isyarat fisik peserta komunikasi, kegaduhan di sekitarnya, penataan ruangan, cahaya, dan temperatur ruangan.
8.      Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi.
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya. Dalam kenyataanya kesamaan bahasa khususnya akan membuat orang-orang yang berkomunikasi lebih mudah mencapai pengeritan bersama dibandingkan dengan orang-orang yang tidak berbicar atau memahamai bahasa yang sama.
9.      Komunikasi bersifat nonsekuensial
Walaupun terdapat banyak model komunikasi linier atau satu arah, sebenaranya komunikasi manusia dalam bentuk dasarnya bersifat dua arah. Ketika seseorang berbicara kepada seseorang lainnya atau kepada sekelompok orang, sebenarnya komunikasi itu berjalan dua arah, karena orang-orang yang kita anggap sebagai pendengar atau penerima pesan sebenarnya juga menjadi pembicara atau pemberi pesan pada saat yang sama, yaitu lewat perilaku nonverbal mereka.
10.  Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional.
Seperti halnya waktu dan ekstensi, komunikasi tidak mempunyai awal dan akhir, merupakan proses yang sinambung. Implisit dalam proses komunikasi sebagai transaksi ini adalah proses penyandian (encoding) dan penyandian balik (decoding).
11.  Komunikasi bersifat Irreversible
Sifat irreversible ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai suatu proses yang selalu berubah. Prinsip ini sebenarnya menyadarkan kita untuk berhati-hati dalam menyampaikan suatu pesan kepada orang lain, sebab efeknya tidak dapat ditiadakan sama sekali, meskipun kita berusaha meralatnya.
12.  Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
Komunikasi bukan panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan persoalan atau konflik, karena persoalan atau konflik tersebut mungkin berkaitan dengan masalah struktural. (Deddy Mulyana, 2005, hlm. 83).
D.    Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi
Keberhasilan sebuah proses komunikasi tidak lepas dari pengaruh faktor-faktor pendukung dan penghambat, di bawah ini beberapa faktor pendukung keberhasilan komunikasi antara lain :
1.      Faktor pendukung keberhasilan komunikasi dilihat dari komunikator, antara lain :
a.       Kredibilitas
b.      Daya tarik
c.       Kemampuan intelektual
d.      Integritas : keterpaduan sikap dan perilaku
e.       Keterpercayaan
f.       Kepekaan social
g.      Kematangan emosional
h.      Berorientasi kepada kondisi komunikasn
i.        Sikap supel, dan mampu menyesuaikan diri
2.      Faktor pendukung keberhasilan komunikasi dilihat dari komunikan, antara lain :
a.       Tingkat kecakapan
b.      Keluasan pengetahuan
c.       Sikap ramah dan supel
d.      Memahami siapa lawan komunikasi
e.       Bersikap bersahabat
3.      Faktor keberhasilan komunikasi dilihat dari sudut pesan, yaitu :
a.       Pesan dirancang dan disampaikan sehingga dapat menumbuhkan perhatian
b.      Lambang-lambang yang dipergunakan harus dipahami kedua belah pihak
c.       Disampaikan secara jelas, dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi
d.      Tidak multi interpretasi
4.      Faktor penghambat komunikasi, antara lain :
a.       Kreibilitas komunikator rendah
b.      Hambatan psikologis
c.       Hambatan fisik
d.      Kurang memahami faktor sosial budaya
e.       Kurang memahami karakteristik komunikan
f.       Prasangka buruk
g.      Verbalistis
h.      Komunikasi satu arah
i.        Media tidak tepat
j.        Perbedaan bahasa

E.     Jenis-jenis Komunikasi
Ada beberapa jenis komunikasi yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Komunikasi formal
Proses komunikasi yang memanfaatkan saluran-saluran formal dalam organisasi. Saluran formal disebut pula saluran birokrasi. Komunikasi formal bersifat resmi. Masing-masing pegawai yang terlibat dalam komunikasi berperan sesuai jabatan dan kewengannya.
Ciri-ciri komunikasi formal, yaitu :
a.       Arus kominikasi ke bawah lebih banyak daripada ke atas, contohnya intruksi/perintah, petunjuk, pelaksanaan.
b.      Tujuan komunikasi terkait dengan kepentingan dinas.
c.       Cara penyampaian pesan lebih banyak tertulis, ataupun dalam rapat resmi.
2.      Komunikasi non formal
Proses komunikasi yang dilakukan secara tidak resmi, sehingga penanganannya juga dilakukan secara tidak resmi, dan tidak terikat oleh saluran birokrasi. Sifat komunikasi non formal, yaitu :
a.       Komunikasi non formal muncul, karena saluran formal yang tersedia terhambat.
b.      Sengaja dipilih ketiak suatu pesan tidak memungkinkan disampaikan secara formal
c.       Lebih banyak berupa komunikasi lisan
d.      Penyebaran pesan sulit dikendalikan
e.       Kadang-kadang sengaja dipilih untuk menentang kekaukan birokrasi.



3.      Komunikasi primer
Proses komunikasi dengan menggunakan lambing (symbol) sebagai media. Seorang komunikator menyampaikan pesan secara langsung kepada komunikasn tanpa menggunakan media.
4.      Komunikasi sekunder
Proses komunikasi dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambing (symbol) sebagai media pertama.
5.      Komunikasi linier
Proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik sasaran. Komunikasi linier ini berlangsung dalam komunikasi secara tatap muka maupun melalui media. Komunikasi ini juga dapat digunakan dalam komunikasi kelompok.
6.      Komunikasi sirkular
Proses komunikasi yang memungkinkan terjadinya umpan balik, yaitu arus pesan dari komunikasn kepada komunikator. Hal itu berarti terjadi tanggapan (respon) komunikan terhadap pesan yang diterima dari komunikator. 

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT Rosdakarya Offset
Suranto. 2005. Komunikasi Perkantoran. Yogyakarta : Media Wacana

 

0 komentar:

Posting Komentar